Rabu, 29 Juni 2011

Karena-MU Senyumanku

Tuhan,
Hari ini aku ingin menangis
Tapi mataku tak sanggup lagi untuk menangis
Hari ini aku ingin teriak
Tapi lidahku tak sanggup lagi bergetar
Hari ini aku ingin marah
Tapi amarahku tak sanggup lagi kuungkapkan
Akhirnya aku diam…
Meski dalam diamku tak seorang pun akan mengerti, kecuali Engkau
Sebenarnya aku rapuh
Sebenarnya aku lemah
Sebenarnya aku hancur
Tapi karena-MU aku kuat
Menyembunyikan sedih dibalik tirai senyumku
Meski terasa kaku dan berat,
Kutelusuri semak belukar berduri kehidupan ini
Tuhan,
Hari ini aku ingin tetap tersenyum
Meski nafas tersengal
Dan meski nyawaku sudah di ujung kerongkongan.

Selasa, 28 Juni 2011

Amarah..., Diam !


Riak tak bersuara
Kaku tak bergeming
Sudah di ubun-ubun
Mata memerah
Bola mata hitam pekat mengintai mangsa
Gemetar disekujur tubuh
Otot dan sendi mulai tegang
Otak pun memanas
Detak jantung tak beraturan
Nafas pun terasa berat
Kepalan tangan semakin erat
Peluh bercucuran
Kujatuhkan tubuhku
Biarlah aku dalam diamku ini.

Senin, 27 Juni 2011

Meski Cuma Harapan


Kutembus kabut duka
Luka dari hati yang luka
Adakah pandangan sebuah harapan?
Sedetik menyala dalam pekatnya hitam

Aku hanya mampu membisu, tak bersuara
Senandungku pun terasa sumbang

Tak ada jalan tanpa hikmah
Semua yang terjadi penuh makna
Kedalaman hati penuh rahasia
Penuh tanya

Biarlah...
Kupersembahkan semuanya penuh cinta
Dengan semangat menyala
Dengan penuh harapan
Ya..., harapan!
Aku akan selalu berharap meski dalam sebuah harapan.

Kamis, 23 Juni 2011

Sekejap, kemudian... LENYAP !


Terisak dalam senyum
Mengais-ngais tong SAMPAH disana
Tercabik dalam kepasrahan
Pontang-panting menggendong karung di punggung
Terlunta di Negeri sendiri
Menjual harga diri demi sesuap nasi
Asalkan tak mengemis pada mereka yang berdasi
Pelit woi!
Anjing saja mau berbagi
Bagaimana dengan orang berdasi disana?
Mereka hanya menutup kuping
Menganggap ini semua gonggongan semata
Tanpa mereka sadari mereka menggonggong pada diri sendiri
Lihat dia yang bersusah payah mencari kehidupan
Kau dengan jas dan dasimu dengan mudah mendapatkan semuanya
Kau pelayan masyarakat atau hanya sebuah kotak suara?
Semua menanti pelayanan
Bukan pahlawan berdasi kesiangan
Datang sekejap, kemudian lenyap.

Sabtu, 18 Juni 2011

Dialog Tengah Malam


Hati : Sudah larut malam, tidurlah!

Akal : Belum saatnya tidur, benang-benang masalah masih kusut di kepalaku.

Hati : Apakah kau mendengar bisikan hati kecilmu? Apakah kau merasakan jeritan nuranimu?

Akal : Iya, aku dengar semuanya!

Hati : Mengapa kau tidak realisasikan? Jangan kau siksa fisikmu seperti ini! Lihatlah, satu persatu telah menunjukkan perlawanannya terhadapmu. Kau sakit kan? Kasihani dirimu! Percayalah, akan ada jalan keluar di setiap masalahmu!

Akal : Iya aku tahu! Tapi sampai kapan aku menunggu? Bukankah aku diciptakan untuk berpikir?

Hati : Bersabarlah! Ketika akalmu tak bisa lagi memberikan solusi. Maka ALLAH akan memberikannya. Yakinlah!

Akal : Aku tak kuat lalui ini semua, aku lelah!

Hati : Tapi aku kuat! Aku Cuma segumpal daging! Tapi aku tak selunak daging! Aku bahkan setegar karang! Kau dengarkah itu? Kau rasakankah itu?

Akal : Subhanallah… Betapa sempurnanya nikmat yang ALLAH berikan. Hati tak akan pernah bisa berbohong. Sekeras apapun cobaan yang aku hadapi, akan selalu ada dorongan dari hati.

Hati : Sekarang kau mengerti. Jangan pernah merasa sedih dan sendiri! Karena hati kecilmu akan selalu bernyanyi dengan nada indah untukmu. Tanamkan! Bahwa ALLAH selalu ada di hatimu dan selalu bersamamu. Tetaplah jalani harimu dengan senyum manismu.

Jumat, 17 Juni 2011

Aku masih bisa tersenyum...

Ketika keangkuhan meremehkanku
Ketika keegoisan menertawakanku
Aku masih bisa tersenyum...

Diam barangkali pilihan terbaik
Agar semua paham apa yang tak terucap
Diam barangkali jalan terbaik
Agar semua merasakan apa yang tak sanggup aku bahasakan
Dalam diam, aku masih bisa tersenyum

Bukan maksud menipu diri
Bukan maksud memperdayai hati
Dalam desah dan tangis menggigit
Aku masih bisa tersenyum...

Keangkuhan ilusi semata
Keegoisan ilusi belaka
Abadikan senyum
Karena aku tahu aku masih bisa tersenyum.

Kamis, 16 Juni 2011

Bad Day T_T


Sudah seminggu lebih aku sakit. Tapi aku mencoba kuat, berusaha menyembunyikan sakit itu dari mama dan papa. Aku tak mau membuat beban pikiran mereka bertambah. Biarlah aku saja yang merasakan ini semua. Berusaha untuk kuat, berusaha untuk mandiri, berusaha untuk bersabar, dan berusaha untuk tegar.

Tugas besar membuatku terpaksa mengikuti perkuliahan. Meski kepala terasa berat dan perut melilit, aku paksakan melangkah demi sebuah cita-cita. Hari ini ada presentasi tugas besar Bahasa Indonesia. Hmmm, Mata Kuliah (MK) yang cukup membuatku tertarik mungkin karena aku hobby dalam dunia tulis menulis. Hari ini kuliah dari jam 07.00 WIB sampai jam 18.00 WIB (Semangat!). Presentasi tugas besar Alhamdulillah berjalan lancar. Meski sedikit kecewa dengan audience yang kurang memperhatikan presentasi kami. Presentasi selesai, giliran Dosen kami yang mengoreksi. Setelah itu, Dosen memberikan perintah kepada teman kelas yang terlambat untuk memainkan sebuah drama di depan kelas. Ya… mungkin karena kami semua menganggap perintah dari Dosen kami hanya sebuah lelucon, perintah itu kami abaikan. Kami mengira Dosen kami tidak akan marah, karena beliau telah cukup akrab dengan kami. Ternyata perkiraan kami salah. Dosen kami marah, kemudian keluar kelas. Wah, benar-benar situasi yang membuat kami merasa bersalah. Ini memang murni kesalahan kami. Entah mengapa ending semester ini tidak mengenakkan hati. Kemarin, kami membuat Dosen Wali Kelas kami marah sampai harus menghentakkan tangan di atas meja. Kami hanya bisa mengucap maaf. Maaf kepada orang-orang yang merasa tersakiti oleh sikap kami.

Teman-teman lain mungkin menganggap biasa hal ini, tapi bagi aku tidak. Aku paling tidak bisa melihat orang-orang sekitarku marah. Beban pikiran bertambah lagi, berharap Dosen kami mau memaafkan kesalahan kemarin dan hari ini. Ujian Akhir Semester telah di depan mata, aku berharap bisa melaluinya dengan sebaik-baiknya. (Amin)

Hari ini benar-benar hari yang buruk. Semoga aku dan yang lainnya bisa belajar dari masalah kemarin dan hari ini. Jangan sampai mengulang kesalahan yang sama esok hari. Cukup buruk untuk hari ini! Aku menangis pun tidak akan ada gunanya. Aku berusaha berfikir positif di setiap kejadian. Karena aku yakin aku bisa lebih baik dari hari ini. Tak peduli seberapa buruk pun hari ini, karena aku sadar bahwa malam yang gelap pun tak sebanding dengan indahnya cahaya pagi. Hopefully tomorrow can be better.

Rabu, 15 Juni 2011

Aku ingin, tapi aku tak bisa...

Aku mencoba menahan rasa sakit
Memapah kekuatan
Mengumpulkan keberanian
Untuk taklukkan tablet-tablet itu!

Aku tak mau tablet-tablet itu mengobrak-abrik isi perutku
Yang sejatinya tablet itu harusnya kuatkanku
Aku ingin menyatu dengannya, tapi aku tak pernah bisa!
Sugestikah?
Atau...
Aku yang terlanjur membenci tablet itu?

Aku ingin izinkan dia mengalir dalam aliran darahku
Menyusuri tiap sendi-sendiku
Tapi tak bisa!

Sayang memang...
Ironis bahkan!
Melihat tumpukan tablet-tablet itu menjadi tak berguna
Aku pun tak berdaya
Karena aku ingin, tapi aku tak bisa.

Kamis, 02 Juni 2011

Hujan mengerti tangisku...

Malam yang sepi,
sunyi,
senyap,
aku sendiri...
meratapi di sudut kesendirianku...

Tangisku pecah...
bibirku bergetar...
tak ada yang mendengar,
tak ada yang melihat,
tak ada yang peduli...

Hujan sedikit damaikanku,
Hujan mengerti rasaku,

Ku tetap terisak dalam kerapuhanku
Mata sembab tak bisa ku pungkiri...

Adakah yang bisa bangunkanku dari kesedihan?
adakah yang bisa hilangkan awan kelabu itu?
adakah kalian paham,
aku sendiri, butuh tempat untuk berbagi.