Jumat, 01 Maret 2019

Allah, maafkan saya yang kadang berburuk sangka pada ketetapan-Mu

Hidup adalah tentang sebuah pengabdian. Pengabdian kepada Sang Pencipta, pengabdian terhadap masyarakat, pengabdian terhadap orang tua, pengabdian terhadap suami dan anak. Memilih mengabdi pada suami dengan resign dari Bank agar bisa lebih dekat. Karena suami mau melihat saya sebagai istrinya berkembang, diizinkan dan diarahkan lanjut S2 agar cita2 sebagai dosen bisa terwujud. Alhamdulillah dimudahkan dan bisa kuliah dengan beasiswa dari Kemendikbud. 2 tahun menjalani kuliah dalam keadaan hamil, melahirkan kemudian menyusui. Alhamdulillah selesai tepat waktu. 

Selesai S2 banyak ajakan dan tawaran untuk bekerja di pembiayaan. Suami gak ridho dan dengan tegas menyampaikan, ingat itu Riba dan kalau di tempat seperti itu waktu bersama Alqar akan sangat minim. Kecewa? Pasti dong berfikir tidak di dukung. Ternyata gak disangka tiba2 malam rezeki dari teman, langsung kirim berkas untuk jadi Dosen Tetap Yayasan di Unismuh Palopo. Dari rumah jauh, sangat jauh malah tapi suami dukung penuh karena itu memang cita2 saya dari dulu. Karena belum mengajar dan yayasan izinkan jadi dosen sambil berkarir di luar, maka carilah tempat mengabdi yang lain. Godaan kerja di pembiayaan jelas makin nyata, tetap suami gak pernah Ridho. Kesal? Pastilah dalam hati menggerutu. Tapi ada lowongan IT di RS Baru di Bantaeng dan Bawaslu Bantaeng suami izinkan dan dukung penuh. Hasilnya? Masyaallah dimudahkan lulus dikedua tempat tersebut. Terharu dan sedih. Kenapa? Ternyata Allah sebegitu sayangnya dan menyiapkan tempat terbaik bagi saya untuk mengabdi setelah menolak rezeki di tempat yang mengandung riba. 

Mengabdi pada suami dan anak serta orang tua sebagai wujud pengabdian pada Allah memberikan jalan bagi saya untuk mengabdi pada masyarakat. 
Percayalah jika engkau meninggalkan apa yang Allah benci, maka bersabarlah Allah akan siapkan pengganti yang jauh lebih baik dari apa yang kau minta. Berbaik sangkalah selalu pada ketetapan-Nya.

"Maka nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan"



-Bunda Alqar-






Tidak ada komentar: