Pantulan Kaca

Aku suka memperhatikanmu diam-diam
Aku suka melihatmu lewat pantulan kaca
Aku suka mencuri-curi pandang

Ingin ku lipat tameng yang menghalangi
Ingin ku runtuhkan ego yang menggerogoti
Inginku hancurkan logika
Inginku kedepankan rasa
Hanya untuk bersamamu

Tapi seketika buyar
Karena yang ku kejar hanyalah angan
Yang ku kagumi tak balik mengagumi
Yang ku cintai tak balik mencintai

Aku kira semua persis pantulan kaca
Termasuk rasa di hatimu
Nyatanya tidak
Semua hanya ilusiku.

Rasa yang Tak Biasa...

Ada rasa yang tak biasa

Saat melihat senyummu

Ada rasa yang tak biasa 

Saat menatap kedua matamu

Menyampaikan rasa lewat isyarat

Tak mungkin, tapi menjadi mungkin

Menyampaikan rindu lewat angan

Tak biasa, tapi menjadi biasa

Rasanya ingin ku enyahkan saja

Tapi tak bisa

Rasa yang tak biasa

Hadir begitu saja

Menembus cakrawala

Hati yang dilema

Semesta memberi ruang

Namun tetap terkungkung

Waktu memberi peluang

Keadaan tak pernah mendukung

Duhai hati,

Selamat menikmati rasa yang tak biasa ini.

Kepada waktu...

Ku ingin mencuri waktu untuk sekedar menyapamu,

Tapi ternyata waktu terlalu jahat mencuri mu dariku,

Sehingga untuk bersapa "Hi" saja sudah semakin kaku,

Ku ingin mencuri waktu untuk sekedar memandangmu,

Tapi ternyata waktu terlalu lihai menyembunyikanmu,

Sehingga untuk menyampaikan rindu saja sudah semakin beku,

Ku ingin mencuri waktu untuk sekedar menemuimu,

Tapi ternyata waktu terlalu pandai memberi jarak,

Sehingga untuk melambaikan tangan saja terasa berat,

Kepada waktu,

Aku selalu menanti waktu itu.

Menulislah agar dipahami, berbicaralah agar didengar, dan membacalah agar menjadi besar.

-Bunda Alqar-

BEKERJA KERASlah secara diam-diam, biarkan KESUKSESANmu bersuara lantang.

-Bunda Alqar-

Dreams don't work unless you do.

-Bunda Alqar-

Kerja itu diawali dengan niat karena Allah dan dalam bekerja tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

"Kejarlah duniamu untuk bekal akhiratmu"