Senin, 29 November 2010

Pentingnya Percaya Diri


Percaya diri itu seni. Jika Anda merasa belum percaya diri, maka Anda bisa menjadi percaya diri. Jika Anda sudah merasa percaya diri, maka Anda bisa menjadi lebih percaya diri.

Percaya diri itu dinamis, ia bisa naik dan turun, berubah dan berkembang. Apa yang perlu Anda lakukan, adalah menjaganya agar tetap berada di tingkat yang optimal dan sehat.

UNTUK APAPUN, ANDA HARUS BERBICARA

Dalam aktivitas apapun yang Anda lakukan, Anda akan melakukan tiga hal berikut ini:

1. Memimpin;
2. Menjual;
3. Mempresentasikan.

Dalam faktanya, Anda bahkan mungkin melakukan ketiganya sekaligus.

Jika Anda sedang memimpin, maka Anda pasti sedang menjual sesuatu agar diikuti oleh orang-orang yang Anda pimpin. Dan dalam melakukannya, Anda akan menyajikan atau mempresentasikan berbagai hal yang relevan.

Jika Anda sedang menjual sesuatu, Anda sedang mengupayakan posisi memimpin, agar prospek Anda mau mengambil keputusan sesuai dengan yang Anda inginkan sebagai pihak yang menjual. Dan sekali lagi, Anda pasti mempresentasikan berbagai hal yang relevan.

Jika Anda sedang berpresentasi, maka Anda bisa dipastikan sedang menjual sesuatu. Dan karena Anda sedang berusaha menjual sesuatu, maka Anda pasti berupaya untuk memimpin audience, agar mendengarkan Anda, agar menyimak presentasi Anda, agar memahami maksud dan tujuan Anda, dan agar teryakinkan sesuai tujuan presentasi Anda.

Dalam melakukan semua aktivitas di atas, media paling umum yang akan Anda gunakan adalah komunikasi verbal alias berbicara.

Muara dari semua aktivitas itu, atau hasil akhir dari semua aktivitas itu, akan sangat ditentukan oleh kualitas bicara Anda. Sebelum sampai ke persoalan teknis seperti struktur bicara, intonasi, gaya bahasa atau bahkan pilihan kata dan kalimat, aspek mendasar dari kualitas bicara Anda adalah tingkat percaya diri Anda saat melakukannya.

Singkatnya, Anda harus menaburkan aura percaya diri saat berbicara. Karena dari situlah segala hasil akhir akan ditentukan. Jadi, titik awal Anda untuk semua aktivitas itu, adalah meraih rasa percaya diri yang lebih baik.

Berikut ini adalah kompilasi berbagai alasan untuk percaya diri, yang dikumpulkan dari para pakar manajemen, kepemimpinan, komunikasi dan motivasi.

PERCAYA DIRI BERARTI TAHAN BANTING

Jika Anda percaya diri, maka Anda akan lebih tahan terhadap berbagai tekanan, karena punya tempat berpijak dan cara berpikir yang kokoh dan kuat.

Jika Anda percaya diri, maka Anda akan lebih mampu menghadapi variasi dari situasi pribadi, sosial dan bisnis yang makin ketat dan makin keras belakangan ini.

Jika Anda percaya diri, maka Anda akan lebih tahan untuk berhadapan dengan orang lain yang makin hari makin kritis. Ingatlah bahwa tekanan yang makin kuat tidak hanya dialami oleh diri Anda sendiri, melainkan juga oleh setiap orang lain yang hidup bersama Anda di dunia ini.

Jika Anda percaya diri, maka Anda akan lebih mampu menghadapi orang lain yang makin hari makin keras dan bukan tidak mungkin makin menyebalkan.

Jika Anda percaya diri, maka Anda akan lebih mampu menghadapi berbagai apresiasi yang realistik dan objektif.

Pada akhirnya, jika Anda percaya diri, maka Anda akan lebih memiliki kontrol terhadap berbagai situasi dan keadaan yang penting untuk apapun kepentingan Anda.

PERCAYA DIRI BERARTI MAMPU MENGONTROL

Percaya diri Anda dibangun dengan berlatih untuk mengontrol berbagai hal. Dengan tingkat percaya diri yang makin baik, akan Anda akan lebih mampu mengontrol berbagai hal. Dengan percaya diri yang lebih tinggi, Anda akan mampu mengontrol berbagai aspek dari kehidupan Anda.

Dengan mampu mengontrol berbagai aspek diri pribadi Anda, Anda akan lebih jernih dalam melihat dan mengatur tujuan dan sasaran pribadi Anda. Dengan kejelasan dalam tujuan dan sasaran Anda, maka Anda akan lebih mampu dalam mengarahkan perilaku Anda menuju kepada keberhasilan Anda.

PERCAYA DIRI BERARTI TAHU KAPASITAS DIRI

Dengan percaya diri, Anda akan memahami seluk beluk dan tingkat kapasitas yang Anda miliki. Dengan mengetahui kapasitas diri, Anda akan mampu melakukan analisis SWOT untuk diri pribadi Anda.

Dengan memahami aspek SWOT diri Anda sendiri, maka Anda akan tahu persis dari mana harus memulai dan kemana akan berakhir.

PERCAYA DIRI BERARTI SUCCESS ORIENTED

Dengan percaya diri, Anda menggeser fokus diri dari jebakan ketakutan akan kegagalan dan kerugian, ke cara pandang yang optimis tentang berbagai kesempatan dan keberhasilan. Anda akan menjadi orang yang success oriented.

Dengan percaya diri, Anda tidak akan merasa cukup hanya dengan 'positive thinking', tapi lebih dari itu, Anda akan menuntut 'positive knowing'.

Dengan 'positive knowing', Anda akan menjadi orang yang ahli di bidangnya. Anda akan menjadi orang yang expert, ahli dan pakar. Itulah jalan menuju kesuksesan Anda.

PERCAYA DIRI BERARTI PERBAIKAN KUALITAS NETWORKING

Dengan percaya diri, Anda akan meningkatkan kualitas personality Anda. Dengan kenaikan personality Anda, maka Anda juga akan menaikkan kualitas 'relationship' Anda.

Seorang pemimpin atau pengusaha atau pejabat yang memulai dari bawah, kemudian terus naik sampai ke tingkatan tertentu di bidangnya, tidak hanya berhubungan dengan orang-orang di bawahnya. Lebih dari itu, ia juga akan meningkatkan kualitas networkingnya ke tingkat yang lebih tinggi dan lebih luas.

Ia akan terlibat dengan orang-orang yang juga lebih tinggi kualitasnya, lebih tinggi keahliannya, dan lebih baik tingkat percaya dirinya. Dengan itu, percaya dirinya akan makin meningkat. Dan dengan itu semua, peluang keberhasilannya juga akan meningkat.

Dengan percaya diri, Anda akan bertemu dengan orang yang lebih menyenangkan, orang yang lebih baik kualitasnya, orang yang lebih terdidik, orang yang lebih memberi kesempatan dan peluang, orang yang lebih menarik, dan orang yang lebih nikmat bagi Anda untuk berhubungan dengan mereka.

PERCAYA DIRI BERARTI KONTROL TEMPERAMEN YANG LEBIH BAIK

Di dalam ilmu sosial, ada istilah 'hukum korespondensi', yang mengatakan bahwa 'dunia luar' di luar diri Anda, adalah sebuah cermin sempurna dari 'dunia dalam' di dalam diri Anda.

Percaya diri Anda harus dimulai dari dalam. Dan jika Anda berhasil memperbaiki kualitas 'dunia dalam' Anda, maka 'dunia luar' akan mengikutinya.

Jika Anda sukses dengan berhasil meraih percaya diri, maka kesuksesan juga akan terjadi pada 'dunia luar' Anda. Jika Anda berhasil meraih percaya diri, maka Anda berpeluang besar untuk meraih keberhasilan dalam kehidupan diri pribadi, kehidupan sosial, kehidupan pendidikan, dunia karir dan dunia bisnis Anda.

Keberhasilan meraih percaya diri, berarti keberhasilan meraih kontrol terhadap temperamen pribadi. Itu berarti, Anda juga punya peluang besar untuk mengontrol temperamen 'dunia luar' Anda.



Ingat ini:

- Indahnya bulan ada di hati Anda;
- Pemandangan langit dan lautan luas beserta bintang gemintang, ada di mata Anda. Batasannya pun, tergantung kualitas penglihatan Anda;
- Panasnya terik matahari dan api, ada di kulit Anda;
- Bau busuk dunia ini, adanya di hidung Anda;
- Pedasnya cabai dan panasnya merica, ada di lidah Anda;
- Dunia dan seisinya, ada di dalam diri Anda.


Jika Anda punya kontrol terhadap temperan diri, maka Anda pantas mengontrol temperamen dunia dan seisinya. Ramah atau tidaknya dunia ini pada Anda, Anda sendiri yang menentukannya.

Dan untuk mencapainya, mulailah dengan mempercayai diri Anda sendiri. Tuhan telah menciptakan Anda dengan sempurna, dan Ia menginginkan Anda mempercayai hal itu.

PERCAYA DIRI BERARTI MAMPU MENGHAMBAT UPAYA SABOTASE DIRI

Percayalah bahwa setiap hambatan, hampir bisa dipastikan datang dari dalam diri sendiri. Setiap hambatan akan men-sabotase dengan mencegah diri Anda dari mengambil tindakan.

Tindakan adalah segala aktivitas yang membuat hidup Anda menjadi lebih baik. Resep keberhasilan adalah tindakan, dan untuk bisa bertindak, Anda perlu percaya diri.

PERCAYA DIRI BERARTI HIDUP SISTEMATIS

Sistematis berarti efisien dan efektif. Dengan percaya diri, Anda akan bertindak. Dan bertindak atas dasar percaya diri, akan membuat Anda mampu mengambil keputusan dan menentukan pilihan. Dengan kemampuan itu, tindakan Anda akan tepat, akurat, efisien dan efektif.

PERCAYA DIRI BERARTI PENINGKATAN KEMAMPUAN BELAJAR

Hidup Anda adalah sekolah Anda. Cara belajar Anda mengikuti dua pola, yaitu shaping alias pembentukan dan modelling alias teladan. Percaya diri akan membuat Anda menjadi orang yang lebih mampu dalam melakukan self development, pengembangan dan perbaikan, dan lebih mampu dalam mengambil suri tauladan serta melakukan berbagai inovasi sebagai kelanjutannya.

PERCAYA DIRI BERARTI YAKIN AKAN FUNGSI DIRI

Dengan percaya diri, Anda akan lebih yakin bahwa keseluruhan diri Anda akan berfungsi dengan baik. Dengan percaya diri Anda akan mampu mendorong diri Anda untuk total, maksimal dan optimal. Dengan semua itu, Anda akan mencapai kemandirian dan kemerdekaan.

PERCAYA DIRI BERARTI FOKUS PADA DUNIA LUAR

Tidak percaya diri disebabkan oleh kesibukan dalam mengkhawatirkan diri sendiri. Dengan percaya diri, Anda akan disibukkan oleh dunia luar. Dengan percaya diri Anda akan menjadi orang yang lebih melayani, lebih bermanfaat, dan lebih memberi nilai kepada dunia luar.

Dengan percaya diri Anda akan berorientasi keluar. Dengan percaya diri, Anda akan lebih berhasil dalam memimpin dan menjual.

PERCAYA DIRI BERARTI HIDUP YANG LEBIH NYAMAN DAN MENYENANGKAN

Dengan percaya diri Anda akan lebih menikmati diri sendiri, lebih menikmati dunia luar. Hidup Anda akan penuh dengan kegembiraan, dengan hanya sedikit kekhawatiran. Dunia Anda akan lebih nyaman dan menyenangkan. Dengan percaya diri, Anda bisa membuat 'hidup lebih hidup'.

PERCAYA DIRI BERARTI PESAN POSITIF

Dengan percaya diri, Anda akan mengkomunikasikannya kepada dunia di luar Anda. Dengan percaya diri, Anda akan membuat orang lain menjadi percaya diri. Dengan percaya diri, Anda akan lebih meyakinkan. Percaya diri adalah pesan. Pesan yang amat penting untuk dikomunikasikan kepada orang yang terlibat dengan Anda. Dengan
percaya diri, sekali lagi Anda akan berhasil dalam memimpin dan menjual.

PERCAYA DIRI BERARTI PELUANG UNTUK MENUMBUHKAN KHARISMA

Dengan percaya diri, Anda berpeluang besar untuk menumbuhkan tingkat maksimal dari percaya diri, yaitu kharisma. Dengan percaya diri, Anda akan menciptakan jalan untuk menjadi orang yang selalu didengar kata dan perintahnya.

DARI MANA DATANGNYA PERCAYA DIRI?

Percaya diri datang dari kemampuan berkomunikasi secara verbal, dengan berbicara.
Dengan berbicara, Anda akan berbicara pada diri sendiri dan berbicara pada orang lain.

Berbicara kepada diri sendiri akan menjalankan proses manajemen diri. Andalah orang yang paling tahu harus mengatakan apa pada diri sendiri.

"Saya bisa" atau "Saya tidak bisa".
"Saya akan berhasil" atau "Saya akan gagal".
"Saya harus melakukan ini" atau "Saya memang menginginkan ini".
"Saya yang menentukan" atau "Bukan Saya yang menentukan".
"Saya yang memilih" atau "Orang lain yang memilih".
"Terserah Saya" atau "Terserah orang lain".

Berbicara kepada orang lain akan menjalankan proses manajemen diri orang lain.

"Anda harus begini atau harus begitu".
"Saya meminta Anda melakukan ini atau itu".
"Saya ingin hasilnya begini atau begitu".
"Saya yang menentukan, bukan Anda yang menentukan".
"Saya yang memerintah Anda yang mengikuti".
"Saya yang menjual dan Anda yang membeli".
"Jika Anda ingin berhasil, ikuti saran Saya".

Sabtu, 27 November 2010

MENJADI PRIBADI TANGGUH


Baik buruknya kehidupan kita ternyata sangat ditentukan oleh pikiran. Kendalikan pikiran ke arah positif, maka kita tidak menjadi sosok emosional melainkan faktual.

Hidup kita akan bahagia, percaya diri, optimis, dan penuh gairah. Pikiran merupakan kekuatan paling menakjubkan yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia. Dengan kekuatan pikiran, manusia melahirkan ilmu-ilmu pengetahuan, membangun harapan- harapan baru, dan membuat mimpi-mimpi menjadi kenyataan. Bahkan, dengan kekuatan pikiran, kualitas hidup seseorang bisa ditentukan.

Hampir semua sistem kehidupan kita, gerak tubuh, suasana hati, bahkan hidup kita, dikontrol oleh pikiran. Demikian pula halnya dengan perasaan kita, dengan informasi yang terkumpul di otak, pikiran memberikan perintah-perintah khusus kepada "hati" untuk menentukan suasana yang diinginkan. Pikiran kita akan mengolahnya dan menghasilkan instruksi, umpamanya, instruksi agar kita menyesal atau sedih karena habis bertengkar.

Bila pengaruh pikiran sangat kuat terhadap perasaan kita, berarti kita orang faktual, orang yang selalu bertindak atau bersikap berdasarkan fakta. Tetapi bila pengaruh pikiran sangat lemah terhadap perasaan kita, maka kita termasuk orang sensitif. Orang faktual biasanya lebih mampu mengendalikan perasaan. Soalnya, pikirannya mampu mengolah fakta-fakta yang terekam di otak secara lebih mendetil sebelum dimasukkan ke "hati".

Sebaliknya, orang sensitif akan cenderung emosional, karena biasanya pada saat merespons realitas yang tengah dihadapi, pikirannya tidak mengolah kembali fakta-fakta yang terekam di otak, akan tetapi langsung memasukkannya ke dalam "hati" apa adanya. Ia mengolah informasi dengan perasaannya. Proses itulah yang menyebabkan orang faktual cenderung tenang, penuh perhitungan, dan mampu mengendalikan diri.

Sebaliknya, orang sensitif cenderung cepat gelisah, tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan, tidak sabar, dan sukar mengendalikan diri. Dengan pengoptimalan pikiran, kita dapat mengendalikan perasaan dan juga kehidupan ke arah yang kita inginkan. Dengan pikiran kita dapat mengubah perasaan sedih menjadi perasaan senang, takut menjadi berani, minder menjadi percaya diri, pesimis menjadi optimis, atau bosan menjadi penuh gairah.

Maka tidak salah bila seorang filsuf, Marcus Aurelius, memiliki pandangan bahwa "Hidup kita ditentukan oleh pikiran". Kalau berpikir tentang hal-hal menyenangkan, maka kita akan menjadi senang. Jika memikirkan hal-hal menyedihkan, kita akan sedih.

Stanley R. Welty, Presiden Wooster Brush Company, berpendapat, "Pada saat keluar rumah di pagi hari, kita sendirilah yang menentukan apakah hari itu akan jadi baik atau buruk, karena tergantung bagaimana kita menjalankan pikiran kita. Dapat tidaknya kita menikmati hari itu sangat tergantung pada cara kita berpikir.

" Kalau merasa kantung kita menipis, lalu mengeluh seakan-akan kita orang paling sial, bisa jadi hari itu menjadi hari paling membosankan. Tapi bila kita bangun pagi, memandang keluar jendela dan melihat bagaimana burung-burung bersiul menyambut pagi sambil merasakan kesejukan embun, mungkin kita akan mendapati hari itu sebagai hari baik.

Bagaimana pun cuaca hari itu, bagaimana pun beratnya masalah yang dipikul hari itu, pikiranlah yang menentukan kehidupan kita. Yang kita pikirkan ketika itu,itulah hidup kita. Bila dalam kesedihan kita mencoba tersenyum, sebenarnya kita tengah mencoba melepaskan diri dari perasaan sedih itu. Saat itu kita tengah menetralkan perasaan negatif di dalam diri. Hal ini sangat baik dan bisa membantu agar kita tidak terlalu larut dalam duka.

Memang, ada banyak hal yang menyakitkan, yang membuat kita cemas atau kesal. Namun jangan larutkan diri di dalamnya. Jangan biarkan masalah apa pun membuat kita patah semangat. Berpikirlah pada hal-hal positif yang bisa dilakukan. Dengan begitu kita akan menjadi orang tangguh yang tak mudah jatuh. Pikiran kita menjadi terbiasa untuk selalu positif, dan kita akan lebih mudah mencapai cita-cita. Dan yang lebih penting, hidup kita akan menjadi lebih menyenangkan.

Rabu, 24 November 2010

Maaf...


Maaf untuk luka yang pernah ku toreh,
Maaf untuk ucap yang pernah ku abaikan,
Maaf untuk kata yang pernah ku remehkan,
Maaf untuk sikap yang tak terkontrol,
Maaf untuk cinta yang tak sempat terbalas,
Maaf untuk perhatian yang tak ku hiraukan,

Maaf untuk nasehat yang tak ku pahami,
Maaf untuk pikiran yang tak pernah ku mengerti,
Maaf untuk kesalahan yang selalu ku sesali,
Maaf untuk semua yang telah terjadi,

Maaf ketika suatu saat aku tak mampu mengucapnya lagi,
Maaf ketika tanganku telah kaku tak sempat ulurkan tangan,
Maaf ketika mataku tak mampu menangis menyesali semuanya,
Maaf ketika aku haru pergi tanpa kata.

Minggu, 21 November 2010

Menilai orang dari covernya ???


"Bila diamati dari cover luarnya, Ia tak ubahnya seperti orang yang tidak punya tanggung jawab. Egois. Suka menang sendiri. Dan dipastikan imannya jauh dari kata plus."

Benarkah penilaian itu?
Sudahkah kita telaah ulang?
Dari mana sumber informasinya?
Atau itu hanyalah persepsi dari kita sendiri tanpa mencoba mengamati sisi lainnya?

Menilai keburukan seseorang memang hal yang paling mudah dilakukan. Ada kesalahan sedikit saja, orang akan cepat menangkapnya dan nantinya akan timbul satu persepsi buruk di belakangnya. Fatalnya, persepsi buruk itu akan berdampak pada hal-hal yang lain. Sekali melakukan kesalahan, maka hal-hal yang lainpun juga dianggap satu kesalahan.

Benarkah tindakan itu?

Menilai pribadi seseorang hanya dari cover luarnya, ini satu tindakan yang kurang tepat. Ada banyak pertimbangan yang harus kita lakukan sebelum kita menilai pribadi seseorang.

Pelajari dari berbagai sisi.

Jangan andalkan pribadi seseorang yang terlihat dari sisi luarnya saja. Jika kita mendapati sifatnya yang memang dinilai kurang baik, cari tahu sebabnya kenapa dia bisa berbuat begitu. Cobalah kita amati lebih seksama lagi. Ada hal apa yang membuatnya berperilaku demikian. Tentunya, kita harus melihat dari banyak sisi.

Singkirkan sisi negatif dari orang tersebut, alihkan perhatian pada sisi positif yang dia punya.

Ingat. Menilai sisi negatif dari seseorang akan menimbulkan prasangka buruk (Su'udzon). Sebaliknya, menilai sisi positif dari seseorang akan menimbulkan prasangka baik (husnu'dzon). Sekalipun banyak sumber mengatakan sosoknya memang banyak keburukan/kesalahan, selalulah kita sebagai orang beriman tidak termakan oleh omongan itu. Lebih baik kita tetap berprasangka baik kepadanya.

Dengungkan selalu di pikiran kita, "Sejelek-jeleknya pribadi orang, pasti ada kebaikan disana."

Kalimat itu setidaknya menyelamatkan kita dari sifat su'udzon yang banyak mendera hati manusia. Toh, segala sesuatunya hanya Allah yang Maha Tahu bukan? Belum tentu juga penilaian orang-orang itu akan sama dengan penilaian Allah. Karena segala sesuatunya hanya Allahlah yang tahu.

Tuntunlah jika kita tahu sisi negatifnya.

Setelah kita coba mengamati dari banyak sisi. Kita dapati sisi positif yang dia punya. Hal yang harus kita lakukan adalah menuntunnya. Nasehatilah dia dengan satu cara yang tidak akan menyinggungnya. Tuntunlah dia dengan agama. Dan yakinkan dia bisa berubah nantinya...

Terakhir...

Kita tidak sepantasnya menilai keburukan dari pribadi orang. Pantaskah kita menilai pribadinya sementara kita sendiri malah lebih buruk darinya? Bukankah agama menuntun kita untuk selalu menilai apa yang menjadi kekurangan kita?

Jika kita ingin menilai pribadi orang, nilailah dari sisi positif yang dia punya. Kalaupun kita menemukan sisi negatif darinya, simpanlah rapat-rapat di hati kita. Jangan sampai orang tahu itu. Kita yang tahu diwajibkan untuk menuntunnya...

Antara MENCINTAI dan MENGAGUMI



Ketika kamu mencintai seseorang, waktu yang kamu habiskan dengannya merupakan bahagia yang tak terlukis.
Ketika kamu mengagumi seseorang, waktu yang kamu habiskan dengannya merupakan bahagia yang bisa terucap.

Ketika kamu mencintai seseorang, masa yang terlalui adalah masa yang ingin kamu ulang dengan bahagia yang sama.
Ketika kamu mengagumi seseorang, yang terlalui adalah masa yang ingin kamu ulang dengan senang yang sama.

Ketika kamu mencintai seseorang, jauh dilubuk hatimu... sebenarnya kamu menyimpan keinginan memilikinya.
Ketika kamu mengagumi seseorang, jauh dilubuk hatimu... sebenarnya kamu menyimpan tanya adakah yang sepertinya.

Ketika kamu mencintai seseorang, kadang seseorang itu menghindarimu agar kamu tak terluka meski dia tahu cintamu tak harus milikinya.
Ketika kamu mengagumi seseorang, kadang seseorang itu menghindarimu agar kamu tak jatuh cinta padanya meski dia tahu rasamu tak selalu berujung cinta atau mungkin dia takut jatuh hati padamu.

Ketika kamu mencintai seseorang, air matamu akan berlinang ketika dia meninggalkanmu.
Ketika kamu mengagumi seseorang, kecewamu yang mengalir deras ketika dia meninggalkanmu.

Ketika kamu mencintai seseorang, kamu bisa saja tak lagi memikirkannya terlebih ketika kamu mencintai seseorang yang baru.
Ketika kamu mengagumi seseorang, meski kamu jatuh cinta berkali-kali dengan orang lain bisa saja kamu tetap menyimpan kekagumanmu dengannya dan kamu pun juga tahu bahwa disepanjang hidupmu belum tentu kamu akan menemukan sosok menakjubkan yang menjadi rasi bintang ketika kamu tersesat.

Ketika kamu mencintai seseorang, setiap moment indah itu tak akan terlupakan.
Ketika kamu mengagumi seseorang, setiap kata yang meneguhkan itulah yang seringkali kamu ulang dihati dan pikiranmu.

Ketika kamu mencintai seseorang, ketika kamu kehilangannya... dia masih bisa memberikan inspirasi untuk karyamu.
Ketika kamu mengagumi seseorang, ketika kamu kehilangannya inspirasi itu bisa saja berkurang namun bisa pula tumbuh dari jiwa yang lain.

Ketika kamu mencintai seseorang, sebenarnya kamu ingin hidup bersamanya.
Ketika kamu mengagumi seseorang, kamu seringkali ingin berbagi dengannya betapa hidupmu bahagia hidup dengan orang lain yang kamu cintai.

Ketika kamu mencintai seseorang, kamu tak ingin dia sedih dan berusaha menghiburnya.
Ketika kamu mengagumi seseorang, kamu tak ingin dia sedih namun kadang bingung harus bersikap seperti apa karena takut dia salah mengartikan sikapmu.

Ketika kamu mencintai seseorang, dia bisa menjadi seseorang yang segalanya bagimu.
Ketika kamu mengagumi seseorang, dia telah menjadi pintu untuk membuka duniamu yang tersembunyi.

Ketika kamu mencintai seseorang, kadang kamu tak memerlukan alasan untuk mencintai.
Ketika kamu mengagumi seseorang, kamu selalu butuh alasan untuk mengaguminya.

Ketika kamu mencintai seseorang, hal itu selalu berasal dari hati.
Ketika kamu mengagumi seseorang, hal itu merupakan perpaduan antara hati dan pikiran.

Ketika kamu mencintai seseorang, hatimu akan berkata ”Dia berbeda dan aku mencintainya”.
Ketika kamu mengagumi seseorang, hatimu akan berkata ”Dia berbeda dan aku ingin sepertinya”.

Ketika kamu mencintai seseorang, dia telah menjadi salah satu alasan mengapa kamu bertahan.
Ketika kamu mengagumi seseorang, dia telah menjadi salah satu alasan mengapa kamu memiliki semangat.

Ketika kamu mencintai seseorang, ketika kamu kehilangannya ”ada” hal-hal yang tak ingin kamu kenang.
Ketika kamu mengagumi seseorang, ketika kamu kehilangannya seringkali ada hal-hal yang ingin kamu kenang.

Ketika kamu mencintai seseorang, kadang kamu takut dia mengetahuinya.
Ketika kamu mengagumi seseorang, kamu tak peduli apa dia tahu atau tidak.

Ketika kamu mencintai seseorang, kamu ingin berjalan disampingnya.
Ketika kamu mengagumi seseorang, menatap jejaknya itu sudah cukup.

Ketika kamu mencintai seseorang, yang kamu ingin tahu adalah bagaimana cara terbaik membuat dia bahagia denganmu.
Ketika kamu mengagumi seseorang, yang kamu ingin tahu adalah bagaimana cara terbaik agar kamu menjadi seseorang yang menyenangkan baginya.

Ketika kamu mencintai seseorang, mungkin kamu pernah berkali-kali jatuh cinta dalam suatu rentang waktu.
Ketika kamu mengagumi seseorang, dalam rentang waktu yang sama belum tentu kamu berkali-kali mengagumi orang lain dengan sudut pandang yang sama.

Ketika kamu mencintai seseorang, kadang kamu tak peduli dengan sikapnya. Yang kamu tahu kamu mencintainya.
Ketika kamu mengagumi seseorang, kadang kamu tak peduli dengan sikapnya. Yang kamu tahu kamu mengaguminya.

Ketika kamu mencintai seseorang dan bila dia berkorban sesuatu untukmu kamu akan lebih mencintainya.
Ketika kamu mengagumi seseorang, dan bila dia berkorban sesuatu untukmu, kamu ingin membalas kebaikannya.

Ketika kamu mencintai seseorang, kadang cintamu akan kamu simpan dalam hati dan kamu rela menunggunya selamanya.
Ketika kamu mengagumi seseorang, kekaguamanmu akan tetap hidup sampai waktu yang kamu sendiri tak mengetahuinya dan kamu tak perlu menunggu untuk kekaguman itu.

Ketika kamu mencintai seseorang, kadang kamu melihat fotonya karena kamu sedang rindu, sebel, mengenang, ingin berbicara dengannya dan alasan lainnya.
Ketika kamu mengagumi seseorang, kadang kamu melihat fotonya seolah-olah dia sedang berbicara padamu untuk memberikanmu semangat.

Ketika kamu mencintai seseorang, kadang dia ingin tahu betapa dia sangat memperhatikanmu.
Ketika kamu mengagumi seseorang, dia akan seringkali terdiam namun sebenarnya dia peduli terhadapmu.

Ketika kamu mencintai seseorang, semua sikapmu dianggap wajar.
Ketika kamu mengagumi seseorang, sikapmu kadang dianggap berlebihan.

Ketika kamu mencintai seseorang, dia terlintas dipikiranmu karena kamu menyukainya.
Ketika kamu mengagumi seseorang, dia terlintas dipikiranmu karena kamu ingin tahu apa, bagaimana dan seperti apa jalan dan pandangan baik darinya yang ingin kamu ikuti.

Ketika kamu mencintai seseorang, kamu bisa menemukan getaran hati.
Ketika kamu mengagumi seseorang, yang kamu temukan hanya cerah tanpa getar seperti kamu mencintai seseorang.

Tidak semua orang bisa kamu cintai dan kamu kagumi.
Tidak semua orang dari yang kamu cintai bisa kamu kagumi.
Tidak semua orang dari yang kamu kagumi bisa kamu cintai.
Antara mencintai dan mengagumi, keduanya memang terlihat hampir sama namun sebenarnya sangat jauh berbeda.

Tidak semua orang mencintai kita dan tidak semua orang mengagumi kita. Yang mencintaimu bisa saja lebih dicintai orang lain dan yang mengagumimu bisa saja lebih dikagumi orang lain. Apapun itu bentuknya, intinya sama bahwa dengan semua itu hidup kita akan terasa lebih bermakna. Kadang dari hal kecil yang kita abaikan merupakan hal besar yang tak ingin dilupakan orang lain disepanjang hidupnya meski kamu telah melupakannya. Mencintai dengan wajar dan mengagumi dengan wajar... Kebahagiaan dari dua rasa itu akan unik membawamu dalam hidup penuh warna.

Jumat, 19 November 2010

Kasih sayang IBU


Konon pada jaman dahulu, di Jepang ada semacam kebiasaan untuk membuang orang lanjut usia ke hutan. Mereka yang sudah lemah tak berdaya dibawa ke tengah hutan yang lebat, dan selanjutnya tidak diketahui lagi nasibnya.

Alkisah ada seorang anak yang membawa orang tuanya (seorang wanita tua) ke hutan untuk dibuang. Ibu ini sudah sangat tua, dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Si anak laki-laki ini menggendong ibu ini sampai ke tengah hutan. Selama dalam perjalanan, si ibu mematahkan ranting-ranting kecil. Setelah sampai di tengah hutan, si anak menurunkan ibu ini.

"Bu, kita sudah sampai", kata si anak. Ada perasaan sedih di hati si anak. Entah kenapa dia tega melakukannya. Si ibu, dengan tatapan penuh kasih berkata: "Nak, Ibu sangat mengasihi dan mencintaimu. Sejak kamu kecil, Ibu memberikan semua kasih sayang dan cinta yang ibu miliki dengan tulus. Dan sampai detik ini pun kasih sayang dan cinta itu tidak berkurang.

Nak, Ibu tidak ingin kamu nanti pulang tersesat dan mendapat celaka di jalan. Makanya ibu tadi mematahkan ranting-ranting pohon, agar bisa kamu jadikan petunjuk jalan". Demi mendengar kata-kata ibunya tadi, hancurlah hati si anak. Dia peluk ibunya erat-erat sambil menangis. Dia membawa kembali ibunya pulang, dan merawatnya dengan baik sampai ibunya meninggal dunia.

Mungkin cerita diatas hanya dongeng. Tapi di jaman sekarang, tak sedikit kita jumpai kejadian yang mirip cerita diatas. Banyak manula yang terabaikan, entah karena anak-anaknya sibuk bisnis dan lain-lain. Orang tua terpinggirkan, dan hidup kesepian hingga ajal tiba. Kadang hanya dimasukkan ke panti jompo, dan ditengok jikalau ada waktu saja.

Kiranya cerita diatas bisa membuka mata hati kita, untuk bisa mencintai orang tua dan manula. Mereka justru butuh perhatian lebih dari kita, disaat mereka menunggu waktu dipanggil Tuhan yang maha kuasa. Ingatlah perjuangan mereka pada waktu mereka muda, membesarkan kita dengan penuh kasih sayang, membekali kita hingga menjadi seperti sekarang ini dan kita pun kelak akan tua dan manula, catat itu!

Rabu, 17 November 2010

Tak mampu lagi tersenyum...


Ketika kebohongan itu terulang kembali,
Ketika kata-kata menyayat batinku,
Sontak...
Detak jantungku berdegup kencang,
Aku mencoba kuat!
Aku mencoba sabar!
Seperti kemarin itu...
Namun,
Aku tak mampu lagi tersenyum,
Aku benar-benar terpukul,
Aku benar-benar KECEWA,
Aku tak mampu lagi tersenyum,
Bibirku gemetar mengatup,
Dan mataku mulai sembab,

Berulang kali aku tersenyum menghadapi semuanya,
Seperti kemarin itu...
Namun,
Tetap saja kesalahan itu mencabik-cabik hatiku,

Aku manusia biasa,
Bukan apa-apa diantara mereka,
Bukan siapa-siapa bagi mereka,
Aku manusia biasa,
Punya batas kesabaran sendiri,
Tak mampu lagi tersenyum...
UNTUK KESALAHAN SAMA...
Seperti kemarin itu.

Senin, 15 November 2010

Menjaga Lisan


"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan
katakanlah perkataan yang benar. (QS Al Ahzab [33]:70) Rasulullah saw
bersabda, "Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka
hendaklah ia mengatakan yang baik atau diam". Hadis Riwayat Bukhari
dan Muslim.

Nabi Muhammad saw termasuk orang yang sangat jarang berbicara, tetapi
setiap kali berbicara bisa dipastikan kebenarannya. Setiap butir kata
bagai untaian mutiara yang indah, berharga, berbobot, dan monumental.
Bahkan bisa menembus, menggugah, menghujam, dan memiliki daya ubah
hingga menjadi kebaikan bagi siapa pun yang mendengarnya.

Mulut kita ini seperti corong teko. Teko hanya akan mengeluarkan isi
yang ada. Kalau di dalamnya air bersih, yang keluar bersih. Kalau di
dalamnya air kotor, yang keluar pun kotoran. Karenanya bila kita
ingin mengetahui derajat seseorang, lihatlah dari apa yang
diucapkannya.

Sebuah kitab mengisyaratkan tentang derajat orang dilihat dari
pembicaraannya. Pertama, orang yang berkualitas. Cirinya, jika
berbicara sarat dengan hikmah, solusi, ide, gagasan, ilmu, atau
zikir. Jika diajak berbicara apa pun ujungnya selalu bermanfaat.

Kedua, orang yang biasa-biasa. Cirinya sibuk menceritakan peristiwa,
hampir segala peristiwa dikomentari. Tidak terlarang menceritakan
peristiwa, tapi renungkanlah apakah ada manfaatnya atau tidak.
Ketiga, orang yang rendahan. Cirinya selalu mengeluh, mencela, atau
menghina. Keempat, orang yang dangkal. Cirinya sibuk menyebut-nyebut
amal, jasa, dan kebaikannya. Orang seperti ini ibarat gelas kosong
yang inginnya diisi terus. Orang yang kosong dari harga diri,
inginnya dihargai terus.

Bagaimana halnya dengan orang yang suka bergosip? Bergosip sepertinya
merupakan hal yang umum, padahal itu termasuk dosa besar dan tak akan
diampuni Allah sebelum dimaafkan oleh orang yang digosipi. Gosip
adalah menceritakan kejelekan seseorang yang bila mendengar sakit
hati.

Bila kejelekan yang dibicarakannya itu benar, maka itu adalah ghibah
yang dosanya sama dengan memakan bangkai saudara sendiri. Tapi bila
yang dibicarakannya itu ternyata salah, maka itu adalah fitnah yang
dosanya lebih keji daripada membunuh. Karenanya jangan pernah mau
terlibat dalam perbincangan tentang kejelekan orang lain, karena bisa
jadi kita memfitnah seseorang tanpa kita sadari.

Jika pernah bergosip, maka bertobatlah, mintalah ampun kepada Allah
dan jangan sekali-kali mengulanginya, kecuali perbincangan yang
dilakukan sebagai upaya untuk menolong dan memperbaiki kekurangan
seseorang, bukan untuk sekadar membicarakan aibnya, apalagi untuk
menyebarkan aibnya.

Bagaimana menghadapi orang yang tak bisa menjaga lidahnya? Kita tak
bisa memaksa orang lain untuk bersikap sesuai dengan keinginan kita,
tapi kita bisa memaksa diri kita untuk memberikan sikap terbaik
terhadap orang lain.

Dengarkanlah pembicaraan orang lain sepanjang dalam kebenaran, tapi
bila yang dibicarakannya kebatilan, maka kita harus menolong orang
yang berbuat zalim dan yang dizalimi. Kita harus berani mempersingkat
pembicaraan, memberhentikan, atau meninggalkannya. Syukur bila kita
bisa
memberi contoh bagaimana cara berbicara yang baik dan memberikan ilmu

tentang bagaimana menjaga lisan. Yang pasti jangan dihina,
direndahkan atau diremehkan, sebab kita bisa menjaga lisan pun karena
pertolongan dan taufik Allah jua, hingga kita justru berutang kepada
orang-orang yang belum baik lisannya.

Lalu bagaimana bila ada orang yang rajin membaca Alquran, tapi
lisannya tak terjaga? Kita jangan terlalu mudah menilai orang lain,
sebaiknya kita husnudzan dulu. Mungkin ia sedang berusaha keras untuk
menjaga lisannya, tetapi belum mencapai hasil yang diharapkan.

Ada orang yang lahir di lingkungan yang buruk sekali sedemikian rupa
hingga, walaupun ia banyak belajar ilmu agama dan sudah berusaha
untuk berubah, pengaruh masa lalunya masih kuat sekali. Orang ini
perlu perjuangan yang lebih gigih daripada orang-orang yang lahir
dalam lingkungan yang baik.

Tidak pernah seseorang terampil menjaga lisannya kecuali dengan ilmu
dan kesungguhan melatih diri. Percayalah, makin banyak bicara, makin
banyak peluang tergelincir lidah. Dan kalau tergelincir lidah, selain
akan berdosa juga kehormatan kita akan runtuh. Tetapi orang yang
banyak bicara tak selalu berarti buruk. Yang buruk itu adalah orang
yang banyak membicarakan kebatilan. Para guru, ustaz, atau kiai
justru bisa menjadi masalah jika tak berbicara.

Ya Allah, Engkau Mahatahu niat di balik setiap patah kata yang
terucap. Ampunilah jikalau lisan ini sering riya, dusta, melukai hati
hamba-hamba-Mu, atau tak menepati janji. Basahi lidah kami dengan
kelezatan menyebut nama-Mu. Jadikan lisan kami menjadi lisan yang Kau
ijabah doanya, menjadi cahaya ilmu, dan menjadi bekal bagi kepulangan
kami kelak kepada-Mu.

Sabtu, 13 November 2010

7 cara menggapai mimpi


1. Ketahui Impian Anda
Bagaimana cara mengetahui keinginan dan minat Anda? Cukup dengan dengarkan kata hati, selain itu, perhatikan juga mimpi dan pikiran spontan yang keluar saat Anda tidak mengerjakan apa-apa. Saat sedang melamun, coba catat berbagai peristiwa yang membuat Anda merasa bahagia.
Begitu Anda sudah tahu tujuan hidup dengan jelas, sekarang tinggal lakukan strategi untuk mendapatkannya!

2. Jangan Terjebak Apriori
Saat berbagai keinginan berkecamuk di kepala, lakukan satu per satu. Kumpulkan konsentrasi Anda pada bidang yang ingin ditekuni. Solusi hidup sering bisa Anda dapatkan secara pelan, tidak sekaligus.
Hilangkan pikiran negatif soal pendapat orang lain atau pikiran buruk yang Anda ciptakan sendiri. Inilah kunci utama yang akan membuat Anda melangkah maju.

3. Tahu Cara Memilih
Dalam hidup mungkin Anda menemukan kalau beberapa rancana yang ingin dikerjakan ternyata ”tak saling nyambung”. Anda bingung antara beli rumah, mobil, atau menjalankan bisnis baru. Hasilnya, Anda dihadapkan pada kenyataan untuk memilih. Kalau sudah begini, pilih apa yang paling Anda inginkan. Pikirkan masak-masak mana yang harus dilakukan terlebih dulu.
Hanya Anda yang tahu keputusan yang terbaik bagi diri Anda. Mantapkan diri dan jangan ragu terhadap keputusan yang Anda ambil.

4. Bersikap Terbuka
Boleh saja punya cita-cita yang membuat Anda mempertaruhkan segalanya. Tapi ingat, tetaplah untuk mempertahankan semangat untuk bersikap fleksibel dan terbuka untuk berbagai kemungkinan. Satu cara untuk melatih attitude ini adalah saat menghadapi suatu problematika, coba cari tiga solusi yang berbeda. Dengan begitu, Anda bisa melihat satu permasalahan dari berbagai perspektif.
Banyak jalan menuju Roma, bila harus pakai “tersesat” dulu di Siberia, kenapa tidak?

5. Punya Keyakinan
Tak ada satu hal di dunia yang akan datang dengan sendirinya. Coba lihat saja biografi orang-orang terkenal, semua sukses selalu diawali dengan perjuangan. Begitu juga jika Anda memang punya impian yang ingin direalisasikan. Untuk memulai langkah, kenali dimana Anda berada. Setelah itu, usahakan untuk melangkah di jalur yang tepat!
”Putus asa”? Kata ini tidak ada di kamus Anda

6. Berhenti Menyalahkan Diri Sendiri
Hentikan pikiran buruk kalau cita-cita yang sedang Anda raih itu akan ”membawa korban”. Tenanglah, yang penting lakukan manajemen waktu yang baik. Berikan pengertian kepada keluarga bahwa kondisi itu hanya bersifat sementara. Fokuskan perhatian pada apa yang sedang dikerjakan, dan beri perhatian pada yang lain saat Anda punya waktu.
Lakukan pada apa yang Anda lakukan dengan tulus. Kebahagiaan pun akan ada di tangan Anda.

7. Berani Ambil Resiko
Agar bisa membantu melihat permasalahan dengan jelas, buatlah ”coretan” dari keputusan yang akan Anda ambil. Pada bagian pertama ”keputusan beresiko”, buatlah dua kolom yang berisi keuntunagan dan kerugian. Pada bagian berikutnya: ”keputusan tanpa resiko”, buat daftar yang sama. Dengan begitu, Anda bisa lebih mudah untuk mencari suatu solusi!
Berani ambil resiko adalah kunci keberhasilan.

Rabu, 10 November 2010

Untukmu PAHLAWANKU...


Lama sudah kau tinggalkan kami,
Sisa-sisa perjuangan itu kau titipkan di tangan anak bangsa,
Masih banyak yang belum terselesaikan,
Masih banyak yang harus dibenahi,

Tetes peluh dan darah yang kau korbankan,
Takkan kami biarkan sia-sia begitu saja,
Kami disini...
Berdiri tegap menghadap sang Merah Putih,
Berjanji penuh pengabdian untuk negeri,
Mempertahankan dan melanjutkan perjuangan,

Meski saat ini kami sedang pilu,
Tapi semangat juangmu bangkitkan kami,
Meski saat ini kamu sedang sakit,
Tapi torehan juangmu kuatkan kami,
Untuk bangkit,
Berdiri,
Menerjang,
Segala tantangan di depan sana,
Apa yang telah kita genggam...
Takkan kami lepaskan begitu saja,
Karena kami ada untukmu pahlawanku.

Selasa, 09 November 2010

Lewat Tulisan


Aku menancapkan kembali pena ini di atas putih,
Ku mulai merangkai sebuah kata yang rancuh menjadi kalimat yang utuh,
Perlahan penaku menari,
Mengikuti irama tiap not pikiranku,

Aku pintal benang kata yang telah kusut,
Aku buka pikiran yang telah buntu,
Mencoba membahasakan semuanya lewat tulisan,

Sedih,
Perih,
Senang,
Galau,
Sakit,
Hancur,
Aku rangkai dalam kesendirianku,

Pena ini teman setiaku,
Kertas ini sahabat sejatiku,
Dan sajak ini adalah bahasa kalbuku,

Semua terasa indah dan mudah lewat tulisan.

Kamis, 04 November 2010

Karena dirimu, SAHABAT...


Bersua dalam suka dan duka,
Berbagi canda bersama,
Menantang garangnya dunia,
Menggapai masa depan disana,

Rupa memang beda,
Kekurangan memang ada,
Kelebihan menjadi penyempurna,
Kebersamaan adalah mutiara,

Terjatuh pasti pernah,
Terkungkung dalam keadaan lemah,
Hati pernah rapuh,
Pikiran selalu lelah,

Namun...
Semua tentang rasa,
Karena dirimu, SAHABAT...
Adalah torehan indah dalam hidup.

Rabu, 03 November 2010

Jika Tuhan memanggilku...,


Remuk tercabik urat-urat yang membelit,
Tertusuk tiap aliran darah yang mengalir,
Tulang rapuh,
Mulut terkunci,
Lidah kaku tak mampu berbisik,
Aku pasrah dalam lemahku,

Jika saja hari ini terakhir,
Ku akan meminta cukup aku yang pernah merasakan ini,
Jika saja esok tak mampu ku lihat mentari,
Ku akan meminta jangan ada yang menderita sepertiku,
Jika saja mataku terpejam untuk selamanya,
Ku akan meminta jangan pernah ada tangis lagi,

Ketika degup jantung melemah,
Darah membuncah,
Nafas tersengal,

Dan...
Jika Tuhan memanggilku,
Ku hanya ingin mengatakan,
Sakit ini membuatku damai dalam senyuman.

Selasa, 02 November 2010

Dan aku pun, mampu...


Anda diam,
Anda cuek,
Anda tertawa,
Anda menertawakan,
Anda mengejek,
Anda marah,

Dan aku pun, mampu seperti itu...
Tapi aku bodoh jika melakukan hal sama...

Aku mampu meski aku sendiri,
Karena kemauan saya besar...
Jika Anda tidak ada kemauan,
Maka kemauan saya lebih besar...

Saya tahu, Anda memiliki kemampuan lebih...
Tapi tak ada gunanya jika Anda diam!
Karena itu tak akan menghasilkan apa-apa...

Jika harus saya yang bergerak sendiri,
Maka saya akan bergerak,
Karena tak akan ada yang bisa menghentikan kemauan saya...

Dan aku pun, mampu...
Meski mampu dalam diamku sendiri.